Subscribe:

Nursing Science

^^Miracle Is Another Name For Hard Work^^ WELCOME,,MY FRIEND

Labels

Senin, 26 November 2012

MASALAH PADA PERAWATAN KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA pada LANSIA


 PERAWATAN KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA

1.      Masalah umum kulit pada lanjut usia
Perubahan sistem kulit & jaringan ikat.
§  Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
§  Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
§  Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
§  Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang memproduksi pigmen.
§  Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
§  Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
§  Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
§  Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
§  Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
§  Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
§  Kerusakan kulit yang berhubungan dengan penuaan dini karena sinar matahari
Penuaan dini karena sinar matahari / dermatoheiosis adalah suatu kondisi pada kulit akibat dari sinar UV yang merusak. Perubahan dini adalah hasil peradangan  kronis yang disebut elastosis. Perubahan tahap akhir  penurunan respon perlindungan kulit terhadap sinar matahari karena distribusi melanin berkurang dan menjadi tidak beraturan. Oleh karena itu, lansia beresiko tinggi untuk mengalami kerusakan kulit akibat terpajan sinar matahari yang berlebihan.
§  Kerusakan kulit yang berhubungan dengan tekanan
Lansia beresiko tinggi mengalami dekubitus karena adanya perubahan nutrisi, perubahan  sensasi, untuk perlindungan terhadap tekanan, adanya penyakit kronis, defisit perewatan diri, dukungan di rumah tidak adekuat, inkontinensia, defisit mobilitas, dan perubahan tngkat kesadaran.
§  Penurunan kekuatan imun
Perubahan kompetensi imun mencerminkan perubahan dalam imunitas sel, seperti penurunaan fungsi dan jumlah sel T dan B. Kecenderungan lansia untuk menderita kanker kulit juga merupakan akibat suatu gangguan fungsi imun. Peningkatan kerentanan terhadap virus perkutan dan infeksi jamur adalah konsekuensi lain dari penurunan fungsi imun lansia.

PERAWATAN KULIT PADA LANJUT USIA
1.      Pencegahan primer
a.       Bahaya interpersonal
Salah satu resiko yang cepat terjadi pada kult walaupun tidak selalu terlihat jelas adalah kekeringan. Seiring dengan peningkatan kekeringan, lansia merasakan gatal (pruritus) yang lebih terlokalsasi atau pada seluruh tubuh. Pruritus dapat menjadi masalah dan mendorong ke arah ulserasi kulit akibat garukan, ulserasi tersebut akan lambat untuk sembuh dan menunjukkan adanya bahaya infeksi. Lansia harus didorong untuk memelihara kuku tetap bersih, kulit harus dibersihkan pada saat kotor atau pada interval yang rutin. Agen topikal yang bertindak sebagai barier untuk kelembaban atau yang mengandung silikom dan mukopolisakarida untuk mengurangui gesekan.
Klien harus didukung seaktif mungkin denga memasukkan periode istirahat untuk menghindari kelelahan berlebihan.
b.      Bahaya lingkungan
Kelembaban yang rendah merupakan faktor predisposisi bagi lansia untuk mengalami pruritus yang disebabkan oleh kulit yang kering. Rumah klien dapat dilembabkan dengan memasang alat pelembab udara atau sejenisnya. Efek dari kelembaban udara yang rendah juga dapat ditangani dengan memprtahankan asupan cairan yang memadai, mengurangi frekuensi mandi, dan menggunakan lotion dalam mencegah kehilagan cairan.
Bahaya lain yang seringkali tdak erdeteksi adalah perubahan lingkungan, seperti tata letak barang, yang dapat memberi resiko trauma pada lansia. Oleh karena itu lansia perlu diarahkan/ diajarkan mengenai barang barang yang ada di sekitarnya, dan tidak dianjurkan untuk melakukan perubahan tata letak, karena lansia harus mempelajari kembali  letak letak barang yang ada di sekitarnya.
2.      Pencegahan sekunder
·         Pengkajian
ü  Informasi penting dari riwayat kesehatan termasuk riwayat trauma, riwayat alergi kulit, masalah apapun yang berhubungan dengan penyembuhan dan setiap keluhan pada kulit seperti luka, ruam, dan ulkus
ü  Warna, kelembaban, dan turgor kulit diinspeksi.
ü  Jika terdapat luka, ukur luas dan kedalaman, serta perhatikan warna dan bau.
ü  Kaji temperatur kulit
ü  Tekstur kulit dikaji dengan palpasi
·         Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan ditujukan ke arah pemeliharaan dan perbaikan integritas kulit yang normal.


·         Dokumentasi
Bila terdapat luka,dokumentasikan karakteristik luka. Dokumentasikan semua proses keperawatan yang dilakukan
3.      Pencegahan tersier
Perawatan perlu diarahkan pada penatalaksanaan gejala daripada pengobatan atau penyembuhan.

Perawatan Kosmetika Yang Dapat Dianjurkan
Selain penatalaksanaan yang telah disebutkan diatas, mulai dari penatalaksanaan primer hingga tersier, kulit lansia pun memerlukan perawatan kosmetika. Berdasarkan sumber dari Cermin Dunia Kedokteran No. 41, 1986,,menyatakan bahwa perawatan kulit dengan kosmetika pada usia lanjut ditujukan terutama untuk mengatasi kekeringan. Perawatan  kuratif secara medis lebih banyak diperlukan untuk mengatasi rasa gatal, gangguan sirkulasi yang menurun, mengurangi keriput dan kelainan-kelainan kulit lainnya. Mengatasi kekeringan kulit pada usia lanjut sama seperti perawatan kulit kering pada umumnya yaitu dengan menggunakan emolien, memakai pelembab, dan  menghindari faktor-faktor yang menambah kekeringan kulit seperti pakai bahan pembersih yang mengandung alkohol, sabun dan detergen lainnya. Hal ini pun sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Prof. DR. Dr. Maya Devita Lokanata Sp. KK. Adapun perawatan kosmetikauntuk kulit usia lanjut yakni:
·         Pembersih : Untuk membersihkan wajah, pada golongan usia ini tidak dianjurkan menggunakan sabun, melainkan menggunakan krem pembersih dan penyegar yang tidak mengandung alkohol.
·         Pelembab : Pemakaian pelembab yang mengandung lemak sangat dianjurkan baik pada pagi hari maupun pada malam hari.
·         Untuk mengatasi keadaan kulit yang kering, kasar dan bersisik, dapat digunakan krem yang mengandung asam vitamin A. Bahan ini berfungsi memperbaiki aliran darah dan menghilangkan lapisan tanduk dan kulit ari yang terlalu tebal sehingga kulit menjadi halus dan lembut.


PERAWATAN MEMBRAN MUKOSA PADA LANSIA
Membran  mukosa (selaput lendir) adalah jaringan lunak basah yang melapisi bukaan tubuh, khususnya mulut, hidung, rektum dan vagina.
1.      Perawatan Mukosa Oral pada Lansia
·         Hygiene Mulut 
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari.
·         Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak.
·         Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
·         Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan karies gigi.
·         Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss  gigi, satu per satu.
·         Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
1.      Perawatan Mukosa Vagina pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada vagina lansia wanita,  meliputi:
·         Labia mengalami atrofi dan lebih datar pada wanita lansia
·         Atrofi vulva terjadi akibat penurunan vaskularisasi, elastisitas, jaringan adiposa, dan kadar estrogen. Karena lebih rentan, vulva menjadi mudah terirtasi.
·         Lingkungan vagina menjadi lebih kering dan lebih basa, mengakibatkan perubahan jenis flora yang ada.
Perubahan tersebut berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggama dan peningkatan resiko terjadinya infeksi (vaginitis). Perawatan vagina pada lansia dapat mencegah terjadinya Infeksi saluran kemih pada lansia, nyeri saat bersenggama, dan gatal-gatal.
Perawat dalam hal ini dapat menerangkan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, terutama organ kewanitaannya. Sebelumnya perawat dapat melakukan pengkajian dasar, seperti Pemeriksaan alat kelamin. Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet, keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan dan radang.
ü  Untuk mengetahui ada/tidaknya infeksi pada vagina, sebelumnya lakukan pemeriksaan vagina, sekresi, warna, kelembaban, dan permukaan vagina. Atropi vagina akan tampak warna pucat, mukosa kering, tampak pipih/datar dan jaringan mudah rapuh.
ü  Pada lansia yang memasuki massa menopause, mengalami kekeringan pada vagina yang  mengakibatkan dyspareunia. Penanganan yang dianjurkan adalah HRT (terapi penggantian hormon), terutama yang bersifat terapi local.
Topical estrogen Recombinations for vaginal dryness/atrophy
Vaginal Creams
17-beta estradiol
2-4 g/day × 4 week
1 g/day × 1-3 week
1 g 1-2 ×/week
Conjugated equine estrogens
0,5-2 g/day × 3 week
0,5 g 1-2 ×/week
Vaginal Rings
17- beta estradiol
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3×sehari
Lepaskan ring yang lama sebelum memasukan ring baru
Berikan 7,5 mcg/day selama 90 hari
Estradiol acetate*
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3 × sehari
Lepaskan ring yang lama sebelum memasukan ring baru
2 dosis tersedia: berikan 5 atau 10 mcg/day selama 90 hari
Vaginal tablets
Estradiol henihydrate
25 mcg: 1 tablet vaginal pada malam hari selama 2 week, kemudian 2xseminggu
ü  Untuk perawatan non farmakoterapi, pada kekeringan di vagina, yaitu dengan tetap melakukan aktivitas seksual
ü  Dapat menggunakan vaginal lubricant (eg, Astroglide, K-Y Jelly, Lubrin, Moist Again) dapat mengurangi ketidaknyamanan saat hubungan seksual menjadi sulit.
ü  Pemeriksaan sekresi vagina untuk mengetahui adanya infeksi dan yang menyebabkan infeksi pada vagina. Atropik vaginitis terjadi ketika atropi vagina di sertai dengan tanda-tanda inflamasi. Atropik vaginitis berespon dengan baik pada terapi estrogen.
ü  Pada lansia juga lebih beresiko terjadinya ISK, karena penurunan kadar estrogen menyebabkan penurunan tonus, control, dan  massa otot di kandung kemih. Sebelumnya perwat dapat menanyakan apakah penah mengalamai ISK sebelumnya



0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

CursorLove