FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN LANSIA
(SOSIAL,
EKONOMI, DAN LINGKUNGAN)
A.
Indonesia
1. 1 Sosial
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu
merasakan ataus adarakan kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam melakukan
aktifitas fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, dari segi
ekonomi akibat dari pemberhentian jabatan atau pension juga dapat mempengaruhi kesehatan
lansia. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko lansia untuk mengalami disablitas
dan kematian lebih awal. Dukungan social yang tidak cukup, sangat erat hubungannya
dengan peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan dan kesejahteraan
secara keseluruhan.
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan social yang cukup
1,5 kali lebih besar kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan
dari pada mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup.
Oleh karena itu dibutuhkan dukungan sosial yang tinggi
,memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargi.
Lansia dengan dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan
individu tersebut, sehingga hal itu dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup
yang sehat.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi
sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara umum yang memiliki pendapatan
sendiri cenderung menolak bantuan orang lain, sedangkan lansia yang tidak memiliki
pendapatan akan menggantungkan hidupnya pada anak atau saudaranya. Lansia yang
tidak memiliki cukup pendapatan meningkatkan risiko untuk menjadi sakit dan disabilitas.
Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi mereka untuk membeli makanan
yang bergizi, rumah yang layak, dan pelayanan kesehatan. Lansia yang sangat rentan
adalah yang tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiund
an tidak dapat membayar keamanan atau merupakan bagian dari keluarga yang sedikit
atau pendapatan yang rendah.
3. Lingkungan
Perhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang
hidup dan tinggal di pedesaan dimana pola penyakitdapat berbeda tergantung pada
kondisi lingkungan dan keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung. Urbanisasi
dan migrasi untuk mencari pekerjaan membuat lansia semakin terisolasi di
pedesaan dengan keterbatasan bahkan ketiadaan akses untuk pelayanan kesehatan.
Akses dan ketersediaan transportasi umum dibutuhkan baik
di kota maupun di pedesaan sehingga orang dengan segala usia dapat berpartisipasi
secara penuh di keluarga dan kehidupan masyarakat. Ini sangat penting untuk lansia
yang memiliki masalah mobilitas. Risiko-risiko pada lingkungan fisik menyebabkan
kelemahan dan cidera yang menyakitkan di antara lanjut usia. Cidera dari jatuh,
terbakar, kecelakaan lalu lintas adalah yang paling sering (WHO, 2002).
Air yang bersih, udara yang bersih dan makanan yang
aman terutama sangat penting untuk sebagian besar kelompok usia rentan dan mereka
yang mempunyai penyakit kronisdan system kekebalan yang menurun.
B.
Islam
1.
Faktor Sosial Ekonomi
Agama
Islam memandang lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya
terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan dengan baik para lansia dan
mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tak
bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan
terhadap mereka adalah hal yang ditekankan dalam Islam. Nabi Muhammad Saw
bersabda, “penghormatan terhadap para lansia muslim adalah ketundukan kepada
Tuhan”. (http://indonesian.irib.ir).
Dalam Islam, penuaan sebagai tanda dan simbol
pengalaman dan ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat,
khususnya bahwa lansia adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi
dan pemikiran. Oleh sebab itu, lansia harus dihormati, dicintai dan
diperhatikan serta pengalaman-pengalamannya harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad
Saw bersabda, “hormatilah orang-orang yang lebih tua dari kalian dan cintai
serta kasihilah orang-orang yang lebih muda dari kalian”. Oleh karena itu,
pemerintah dan masyarakat berkewajiban memperhatikan kondisi para lansia.
Mereka yang
beragama Islam aktif dalam perkumpulan keagamaan, seperti Yasinan yang
dilakukan tiap minggu dan pengajian setiap bulan. Kegiatan ini dihadiri tidak
hanya oleh orang lanjut usia saja. Tetapi juga dihadiri oleh bapak/ibu yang
masih muda, dan pra lanjut usia. Mereka berkumpul bersama untuk melakukan
kegiatan tersebut. Kegiatan ini didukung teori pertukaran sosial dimana mereka
melakukan kegiatan yang cara pencapaiannya dapat berhasil jika dilakukan dengan
berinteraksi dengan orang lain (Gulardi, 1999). Lebih lanjut dijelaskan bahwa
Kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah
menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga dan
teman-teman (Hurlock, 1994). Kemajuan
sosio-ekonomi, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidup.
Sebuah
penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Studi
lain menyatakan bahwa praktisi religius dan perasaan religius berhubungan
dengan sense of well being, terutama pada wanita dan individu berusia di
atas 75 tahun (Koenig, Smiley, & Gonzales, 1988 dalam Santrock, 2006).
Studi lain di San Diego menyatakan hasil bahwa lansia yang orientasi
religiusnya sangat kuat diasosiasikan dengan kesehatan yang lebih baik
(Cupertino & Haan, 1999 dalam Santrock, 2006).
Hasil
studi menyebutkan bahwa aktivitas beribadah atau bermeditasi diasosiasikan
dengan panjangnya usia (McCullough & Others, 2000 dalam Santrock, 2006).
Hasil studi lainnya yang mendukung adalah dari Seybold&Hill (2001 dalam
Papalia, 2003) yang menyatakan bahwa ada asosiasi yang positif antara
religiusitas atau spiritualitas dengan well being, kepuasan pernikahan,
dan keberfungsian psikologis; serta asosiasi yang negatif dengan bunuh diri,
penyimpangan, kriminalitas, dan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Hal ini mungkin terjadi karena dengan beribadah dapat mengurangi stress dan menahan
produksi hormon stres oleh tubuh, seperti adrenalin. Pengurangan hormon stress ini
dihubungkan dengan beberapa keuntungan pada aspek kesehatan, termasuk sistem kekebalan
tubuh yang semakin kuat (McCullough & Others, 2000 dalam Santrock, 2006).
Agama dapat memainkan peran penting dalam kehidupan orang-orang tua (Mcfadden,
1996).
2.
Factor
lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh besar bagi kesehatan
fisik dan mental manusia. Agama
Islam memiliki perhatian khusus terhadap masalah lingkungan. Rasulullah bersabda, "Alam dan
seluruh tanah di muka bumi adalah masjid dan tempat ibadah". (http://indonesian.irib.ir). Aspek lingkungan yang
dipengaruhi kualitas dan keterjangkauan sarana kesehatan, keadaan tempat
tinggal, sumber finansial, serta kesempatan rekreasi pada lansia juga akan
mempengaruhi kesehatan lansia.
Sebagai contoh, bila di daerah lansia itu tinggal sulit diakses pelayanan
kesehatan karena jauhnya jarak atau medan yang tidak bersahabat, hal ini akan
menghambat lansia mendapat pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kesehatanya.
Contoh lain, lingkungan tinggal yang mendukung
aktivitas keagamaan, atau anggota masyarakat yang islami atau keterjangkauannya
tempat-tempat ibadah hal ini akan mendukung peningkatan perkembangan
spiritualitas lansia menjadi lebih matang.
Pada akhirnya membantu lansia untuk menghadapi kenyataan termasuk dampak
dari penuaan fisik yang dialami, dan mengahadapi kenyataan tersebut. Sehingga
lansia dapat berperan aktif dalam kehidupan
C. Di
Beberapa Negara Maju
-
Amerika
Serikat
Hasil
penelitian di Amerika serikat mengungkapkan bahwa populasi penduduk yang
berusia 64 tahun atau lebih mengalam peningkatan yaitu dari 37 juta pada 2006
menjadi 71,5 juta pada 2030. Menurut laporan 2,3 juta lansia Amerika menglami
kemiskinan, untuk itu pemerintah Amerika meyediakan Asuransi Kesehatan Medicare
untuk memudahkan lansia ke pelayanan kesehatan.
Selain factor ekonomi factor social juga berperan penting di Amerika,
penduduk lansia memiliki strata sosial di bawah kaum muda. Selain itu, factor lngkungan
juga berperan penting, karena pertumbuhan industri di Amerika sangat tinggi
sehingga risiko terpapar panas, mikroba dan polutan lainnya juga sangat tinggi
untuk setiap penduduk termasuk lansia. Untuk mengatasi hal tersebut Amerika
memiliki Environmental Protection Agency (EPA) mengatasi
masalah air, climte change, emergencies,
green living, health and safety, land and cleanup, pesticides, chemicals, and
toxics, waste, and water.
-
Kanada
Pendapatan rata-rata untuk pria dan
wanita usia 55 dan menurun.
Penelitian di kanada menunjukkan bahwa lansia miskin/pendapatan yang menurun menunjukkan
hubungan yang kuat dengan status sosial ekonomi, misalnya, tahun 1979 kanada survei kesehatan
mengungkapkan bahwa di antara wanita yang berusia 70 dan atas, tingkat
peradangan kronis hipertensi adalah dalam tertinggi kelompok sosial-ekonomi
terendah dan tertinggi di antara orang-orang di kelas sosio-ekonomi. Selain itu, Orang-orang memiliki pendapatan rata-rata terendah adalah dua kali
lipat untuk meninggal antara 65 dan 70 tahun sebagai orang dalam
tertinggi laba bersih kelompok. Studi
lain telah menunjukkan bahwa angka harapan hidup dari orang yang hidup di garis kemiskinan yang lebih pendek dengan sembilan
tahun dari mereka memiliki tetangga yang kaya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah
Kanada memberikan jaminan kesehatan pada lansia dengan mengalokasikan dana
sekitar 13,3 milyar. Selain factor ekonomi, faktor lingkungan memagang peranan
penting, Negara maju memiliki industry yang maju pula sehingga resiko terpapar
akibat lingkungan juga berisiko tinggi mengganggu kesehatan lansia.
-
Jepang
Masalah
social ekonomi dan lingkungan di jepang juga menjadi masalah terhadap
kesejahteraan lansia. Namun demikian, Jepang menyediakan asuransi kesehatan nasiona yang
mencakup hamper seluruh penduduk termasuk lansia, pada umumnya mereka membayar
70% dari biaya medis kecuali 30% untuk anak-anak dan lansia. Namun , angka kejadian bunuh diri lansia
akibat depresi tetap tinggi di jepang merasa
kesepian serta tidak mendapat perhatian dari anak-anak mereka.
-
Australia
Secara empirik,
pembangunan nasional (sosial-ekonomi) yang sedang berjalan serta keadaan
lingkungan sekitar juga memiliki kontribusi dalam bidang kesehatan masyarakat.
Indikatornya tampak jelas dengan menurunnya angka kematian dan penyakit
menular, yang diikuti pula meningkatnya angka harapan hidup.
Selama
bertahun-tahun, negara Persemakmuran Australia telah melaksanakan banyak
program yang bermanfaat bagi warga negaranya. Sebagai hasilnya, rakyat Australia
secara umum menikmati standar hidup yang tinggi, kesehatan yang baik, dan
sistem perawatan medis yang terbaik. Pemerintah mendanai banyak pelayanan medis
dan farmasi di banyak rumah sakit umum maupun tempat perawatan lansia.
Pemerintah Australia juga merupakan sumber dana utama bagi penelitian kesehatan
dan pelatihan tenaga ahli dan teknisi di bidang perawatan kesehatan. Di
australia orang lansia juga lebih diperhatikan. Mereka dapat menikmati layanan
publik di tengah keterbatasan fisik yang dialami. Kebijakan terhadap orang
lansia ditangani langsung oleh lembaga setingkat kementerian, seperti
Departemen Kesehatan dan Lanjut Usia Australia. Program pemerintah australia
sendiri mengalokasikan 1,2 milyar dolar untuk meningkatkan staff perawatan
manula dan disediakan 270-juta dolar untuk penanganan dementia. Dengan
fasilitas tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan derajat kesehatan
lansia di negara tersebut.
-
Singapura
Singapura untuk meningkatkan pelayanan sosial bagi kesejahteraan
lanjut usia, fasilitas yang memadai dan ditunjang tenaga profesional sangat
mendukung untuk meningkatkan Pelayanan dan pemberdayaan Lanjut Usia. Tsao
Foundation (Hua Mei Center) merupakan UPT khusus lanjut Usia dengan
ekonomi menengah keatas dengan fasilitas seperti rumah sakit, memiliki visi “
we envision a society for all ages that supports aktive ageing and values the
contributions of older people. Sama halnya dengan Hua Mei Center, National
Council of Social Service (NCSS) merupakan UPT yang berfocus pada adding colours
to the lives of seniors, forgetfull but not forgetten, help for those help
others, going beyond basic care memiliki sarana penunjang bagi kesejahteraan
lanjut usia. Dengan sarana dan prasarana yang memadai tersebut pasti akan
meningkatkan derajat kesehatan lansia di negara tersebut.
Daftar Pustaka
Murata , Chiyoe dkk . 2010. Barriers to Health Care among the Elderly in Japan www.ncbi.nlm.nih.gov/.../PMC2872 diakses tanggal 3 Oktober 2012
Nancy Miller Chenier Political And Social Affairs
Division. The Health of The Canadian Elderly. www.publications.gc.ca/...r/.../bp351-e.html
Diakses Tanggal 3 Oktober 2012
Smith,
Darrel. 2003. America’s
Coming of
Age.
Who.
2004. Health Of Eldrly and South-East
Asia. www.searo.who.int/.../section1171_ Diakses Tanggal 2 Oktober 2012
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/621/641_umm_sctientific_journal.pdf diunduh pada 1
oktober 2012 pukul14.00 wib
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51837/I11cza_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6
diunduh pada 30 September 2012
pukul14.00 wib
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-2-00008-PL%202.pdf
diunduh pada 2 Oktober 2012 pukul20.00 wib
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007-nurisetiyo-148-3-bab2.pdf diunduh pada 2 Oktober 2012 pukul20.00 wib
0 komentar:
Posting Komentar