PERAWATAN
KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA
1.
Masalah
umum kulit pada lanjut usia
Perubahan sistem kulit & jaringan
ikat.
§ Kulit
keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
§ Kulit
kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adiposa
§ Kelenjar
kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
§ Kulit
pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang memproduksi pigmen.
§ Menurunnya
aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
§ Kuku
pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
§ Pertumbuhan
rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
§ Pada
wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
§ Temperatur
tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
§ Keterbatasan
reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya
akitfitas otot.
§ Kerusakan
kulit yang berhubungan dengan penuaan dini karena sinar matahari
Penuaan dini karena
sinar matahari / dermatoheiosis adalah suatu kondisi pada kulit akibat dari
sinar UV yang merusak. Perubahan dini adalah hasil peradangan kronis yang disebut elastosis. Perubahan
tahap akhir penurunan respon perlindungan
kulit terhadap sinar matahari karena distribusi melanin berkurang dan menjadi
tidak beraturan. Oleh karena itu, lansia beresiko tinggi untuk mengalami
kerusakan kulit akibat terpajan sinar matahari yang berlebihan.
§ Kerusakan
kulit yang berhubungan dengan tekanan
Lansia beresiko tinggi
mengalami dekubitus karena adanya perubahan nutrisi, perubahan sensasi, untuk perlindungan terhadap tekanan,
adanya penyakit kronis, defisit perewatan diri, dukungan di rumah tidak
adekuat, inkontinensia, defisit mobilitas, dan perubahan tngkat kesadaran.
§ Penurunan
kekuatan imun
Perubahan kompetensi
imun mencerminkan perubahan dalam imunitas sel, seperti penurunaan fungsi dan
jumlah sel T dan B. Kecenderungan lansia
untuk menderita kanker kulit juga merupakan akibat suatu gangguan fungsi imun.
Peningkatan kerentanan terhadap virus perkutan dan infeksi jamur adalah
konsekuensi lain dari penurunan fungsi imun lansia.
PERAWATAN KULIT PADA LANJUT USIA
1.
Pencegahan
primer
a. Bahaya
interpersonal
Salah
satu resiko yang cepat terjadi pada kult walaupun tidak selalu terlihat jelas
adalah kekeringan. Seiring dengan peningkatan kekeringan, lansia merasakan
gatal (pruritus) yang lebih terlokalsasi atau pada seluruh tubuh. Pruritus
dapat menjadi masalah dan mendorong ke arah ulserasi kulit akibat garukan,
ulserasi tersebut akan lambat untuk sembuh dan menunjukkan adanya bahaya
infeksi. Lansia harus didorong untuk memelihara kuku tetap bersih, kulit harus
dibersihkan pada saat kotor atau pada interval yang rutin. Agen topikal yang
bertindak sebagai barier untuk kelembaban atau yang mengandung silikom dan
mukopolisakarida untuk mengurangui gesekan.
Klien
harus didukung seaktif mungkin denga memasukkan periode istirahat untuk
menghindari kelelahan berlebihan.
b. Bahaya
lingkungan
Kelembaban
yang rendah merupakan faktor predisposisi bagi lansia untuk mengalami pruritus
yang disebabkan oleh kulit yang kering. Rumah klien dapat dilembabkan dengan
memasang alat pelembab udara atau sejenisnya. Efek dari kelembaban udara yang
rendah juga dapat ditangani dengan memprtahankan asupan cairan yang memadai,
mengurangi frekuensi mandi, dan menggunakan lotion dalam mencegah kehilagan
cairan.
Bahaya
lain yang seringkali tdak erdeteksi adalah perubahan lingkungan, seperti tata letak
barang, yang dapat memberi resiko trauma pada lansia. Oleh karena itu lansia
perlu diarahkan/ diajarkan mengenai barang barang yang ada di sekitarnya, dan
tidak dianjurkan untuk melakukan perubahan tata letak, karena lansia harus
mempelajari kembali letak letak barang
yang ada di sekitarnya.
2.
Pencegahan
sekunder
·
Pengkajian
ü Informasi
penting dari riwayat kesehatan termasuk riwayat trauma, riwayat alergi kulit,
masalah apapun yang berhubungan dengan penyembuhan dan setiap keluhan pada
kulit seperti luka, ruam, dan ulkus
ü Warna,
kelembaban, dan turgor kulit diinspeksi.
ü Jika
terdapat luka, ukur luas dan kedalaman, serta perhatikan warna dan bau.
ü Kaji
temperatur kulit
ü Tekstur
kulit dikaji dengan palpasi
·
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
ditujukan ke arah pemeliharaan dan perbaikan integritas kulit yang normal.
·
Dokumentasi
Bila terdapat
luka,dokumentasikan karakteristik luka. Dokumentasikan semua proses keperawatan
yang dilakukan
3.
Pencegahan
tersier
Perawatan
perlu diarahkan pada penatalaksanaan gejala daripada pengobatan atau
penyembuhan.
Perawatan
Kosmetika Yang Dapat Dianjurkan
Selain
penatalaksanaan yang telah disebutkan diatas, mulai dari penatalaksanaan primer
hingga tersier, kulit lansia pun memerlukan perawatan kosmetika. Berdasarkan
sumber dari Cermin Dunia Kedokteran No. 41, 1986,,menyatakan bahwa perawatan
kulit dengan kosmetika pada usia lanjut ditujukan terutama untuk mengatasi
kekeringan. Perawatan kuratif secara
medis lebih banyak diperlukan untuk mengatasi rasa gatal, gangguan sirkulasi yang
menurun, mengurangi keriput dan kelainan-kelainan kulit lainnya. Mengatasi
kekeringan kulit pada usia lanjut sama seperti perawatan kulit kering pada
umumnya yaitu dengan menggunakan emolien, memakai pelembab, dan menghindari faktor-faktor yang menambah
kekeringan kulit seperti pakai bahan pembersih yang mengandung alkohol, sabun
dan detergen lainnya. Hal ini pun sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Prof. DR.
Dr. Maya Devita Lokanata Sp. KK. Adapun perawatan kosmetikauntuk kulit usia
lanjut yakni:
·
Pembersih : Untuk membersihkan
wajah, pada golongan usia ini tidak dianjurkan menggunakan sabun, melainkan
menggunakan krem pembersih dan penyegar yang tidak mengandung alkohol.
·
Pelembab : Pemakaian pelembab yang
mengandung lemak sangat dianjurkan baik pada pagi hari maupun pada malam hari.
·
Untuk mengatasi keadaan kulit yang
kering, kasar dan bersisik, dapat digunakan krem yang mengandung asam vitamin
A. Bahan ini berfungsi memperbaiki aliran darah dan menghilangkan lapisan
tanduk dan kulit ari yang terlalu tebal sehingga kulit menjadi halus dan
lembut.
PERAWATAN
MEMBRAN MUKOSA PADA LANSIA
Membran mukosa (selaput lendir) adalah jaringan lunak basah yang
melapisi bukaan tubuh, khususnya mulut, hidung, rektum dan vagina.
1.
Perawatan Mukosa Oral pada Lansia
·
Hygiene
Mulut
Hygiene mulut yang baik
termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang
tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau
fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang
mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari.
·
Diet
Untuk mencegah
kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan
karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau
yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang
manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi
plak.
·
Gosok
gigi
Gosok gigi dengan
teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) adalah
dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus mempunyai pegangan
yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut.
Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
·
Penggunaan
Fluorida
Pada kebanyakan
komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan Beck (1991)
melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemberian fluor
pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan karies
gigi.
·
Flossing
Flossing gigi
adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara
gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi, satu
per satu.
·
Hygiene
Mulut Khusus
Beberapa klien
memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan
mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang tidak sadar.
Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena
mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan
seringkali memperoleh terapi oksigen.
1.
Perawatan Mukosa Vagina pada Lansia
Perubahan
yang terjadi pada vagina lansia wanita,
meliputi:
·
Labia
mengalami atrofi dan lebih datar pada wanita lansia
·
Atrofi
vulva terjadi akibat penurunan vaskularisasi, elastisitas, jaringan adiposa,
dan kadar estrogen. Karena lebih rentan, vulva menjadi mudah terirtasi.
·
Lingkungan
vagina menjadi lebih kering dan lebih basa, mengakibatkan perubahan jenis flora
yang ada.
Perubahan tersebut
berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggama dan peningkatan
resiko terjadinya infeksi (vaginitis). Perawatan vagina pada lansia dapat
mencegah terjadinya Infeksi saluran kemih pada lansia,
nyeri saat bersenggama, dan gatal-gatal.
Perawat dalam hal ini
dapat menerangkan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, terutama organ
kewanitaannya. Sebelumnya perawat dapat melakukan pengkajian dasar, seperti Pemeriksaan
alat kelamin. Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan
leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet, keputihan,
pertumbuhan abnormal seperti benjolan dan radang.
ü Untuk
mengetahui ada/tidaknya infeksi pada vagina, sebelumnya lakukan pemeriksaan
vagina, sekresi, warna, kelembaban, dan permukaan vagina. Atropi vagina akan
tampak warna pucat, mukosa kering, tampak pipih/datar dan jaringan mudah rapuh.
ü Pada lansia yang memasuki massa menopause, mengalami
kekeringan pada vagina yang
mengakibatkan dyspareunia. Penanganan yang dianjurkan adalah HRT (terapi
penggantian hormon), terutama yang bersifat terapi local.
Topical estrogen Recombinations for vaginal dryness/atrophy
|
Vaginal Creams
17-beta estradiol
2-4 g/day × 4 week
1 g/day × 1-3 week
1 g 1-2 ×/week
Conjugated
equine estrogens
0,5-2 g/day × 3
week
0,5 g 1-2
×/week
|
Vaginal Rings
17- beta estradiol
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3×sehari
Lepaskan ring yang lama sebelum memasukan ring baru
Berikan 7,5 mcg/day selama 90 hari
Estradiol
acetate*
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3 × sehari
Lepaskan ring
yang lama sebelum memasukan ring baru
2 dosis tersedia: berikan 5 atau 10 mcg/day selama
90 hari
|
Vaginal tablets
Estradiol henihydrate
25 mcg: 1 tablet vaginal pada malam hari selama 2 week, kemudian
2xseminggu
|
ü Untuk
perawatan non farmakoterapi, pada kekeringan di vagina, yaitu dengan tetap
melakukan aktivitas seksual
ü Dapat
menggunakan vaginal lubricant (eg, Astroglide, K-Y Jelly, Lubrin, Moist Again)
dapat mengurangi ketidaknyamanan saat hubungan seksual menjadi sulit.
ü Pemeriksaan
sekresi vagina untuk mengetahui adanya infeksi dan yang menyebabkan infeksi
pada vagina. Atropik vaginitis terjadi ketika atropi vagina di sertai dengan
tanda-tanda inflamasi. Atropik vaginitis berespon dengan baik pada terapi
estrogen.
ü Pada
lansia juga lebih beresiko terjadinya ISK, karena penurunan kadar estrogen
menyebabkan penurunan tonus, control, dan
massa otot di kandung kemih. Sebelumnya perwat dapat menanyakan apakah
penah mengalamai ISK sebelumnya