Subscribe:

Nursing Science

^^Miracle Is Another Name For Hard Work^^ WELCOME,,MY FRIEND

Labels

Senin, 26 November 2012

Komputer Keperawatan

KOMPUTER DALAM KEPERAWATAN

Manfaat internet bagi perawat
a. Membaca jurnal-jurnal terbaru dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan update terhadap ilmu-ilmu terbaru dalam bidang keperawatan
b. Mengirim naskah ilmiah berupa artikel, hasil penelitian dan jurnal, dengan tujuan untuk publikasi hasil penelitian serta menerima tanggapan dari naskah tersebut dalam waktu yang lebih singkat dan mudah diakses
c. Memperdalam dan memperluas pengetahuan perawat, dengan memamfaatkan internet perawat dapat mengakses dengan mudah segala informasi terkait tentang profesi perawat serta terkait penyakit dan lain-lain
d. Mengikuti diskusi ilmiah atau konfrensi jarak jauh (telekonfrence) dengan para pakar diseluruh dunia
e. Membuka daftar katalog yang terdapat di toko-toko buku atau penerbit-penerbit terkenal dan memesan buku yang dikehendaki dalam waktu yang singkat
f. memungkinkan perawat dapat mengetahui tentang diadakannya berbagai workshop, seminar atau pelatihan yang diadakan instansi lain.
g. mempermudah bagi mahasiswa keperawatan untuk mengerjakan berbagai tugas perkuliahan

Pengertian Chatting
 Chating adalah suatu program untuk para pengguna internet dimana saja yang memungkinkan  komunikasi (bercakap-cakap) secara langsung dengan menggunakan salah satu perangkat  meyediakan fitur untuk Chatting (mis: yahoo, Facebook, Gmail, dll) komunikasinya dapat berupa teks chat atau voice chat.

Manfaat ber-Chatting

  1. mendapat teman baru di seluruh dunia dan belajar tentang kebudayaan baru
  2. Mengetik dalam pesan chatting dapat berguna, terutama jika tidak ingin orang lain mendengar percakapan atau isi pembicaraan.
  3. Melalui sarana chating, mudah berkirim informasi dengan cepat serta dengan biaya yang sangat efisien.
  4. berkomunikasi dengan orang lain menjadi lebih santai, karena tidak perlu hadir bertatap muka secara langsung dengan lawan bicara
  5. memungkinkan kita dalam berkonsultasi dengan para pakat ketika kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk menemui mereka secara langsung
  6. efisiensi biaya, waktu dan tenanga serta tidak terbatas oleh jarak tempuh

 Etika ber-Chatting
 1. jujur : berkata jujur saat ber- Chatting, terutama terhadap teman-teman yang sudah dikenal. dan di usahakan untuk menggunakan nama asli, agar mudah dikenali (khususnya terhadap teman-teman yang dikenal baik)
 2. sopan : usahakan dalam ber-Chatting bersikap sopan, tidak membicarakan kata-kata kotor, atau menghina/menjelek-jelekan pengguna lain 
 3. Tidak Berlaku Iseng: artinya, saat kita melihat pengguna lain memasang status "sibuk", sebaiknya kita memahami dan tidak menggunakan cara iseng terutama dengan tujuan mengganggu misalnya "BUZZ". karena dikhawatirkan pengguna lain akan marah
 4. menggucapkan salam: sebelum memulai ber-Chatting sebaiknya di dahului dengan salam, dimaksudkan untuk membuka suatu pembicaraan jadi lebih baik lagi. dan ketika mengakhiri percakapan mengucapkan salam penutup
 5. bersikap ramah: artinya jangan terlalu cuek saat ber- Chatting. atau menggunakan kalimat-kalimat tertutup. dikawatirkan akan terjadi komunikasi satu arah yang akan membuat pengguna lain tidak nyaman.
6. penggunaan huruf: dalam ber-Chatting, penggunaan huruf memiliki makna yang berbeda, penggunaan huruf kecil berarti pembicaraan normal. sedangkan penggunaan huruf besar (caps lock) berarti sedang berteriak atau menggunakan nada keras. hal ini jika tidak diperhatikan, akan membuat pengguna lain tersinggung.
 7. mengganti topik: jangan suka mengganti-ganti topik pembicaraan, terutama dalam suatu Room

 5 emotikon yang biasa digunakan dalam ber-Chatting

"smile" --> dengan ekspresi senyum seperti ini menggambar kan perasaan senang/bahagia








"Angry"--> dengan ekspresi seperti ini menggambarkan perasaan sedang marah/kesal








"Hungry" --> biasanya untuk menyatakan perasaan lapar, atau ingin makan sesuatu yang lezat








"giggles" --> meyatakan ada sesuatu yang sangat lucu yang meyebabkan tertawa terbahak-bahak





"blush" --> tersipu-sipu malu,,
happy:)happy

Baca Tutorialnya Di: http://smpn2kabat.blogspot.com/2011/03/arti-simbol-emoticon.html
SMP N 2 KABAT

happy:)happy

Baca Tutorialnya Di: http://smpn2kabat.blogspot.com/2011/03/arti-simbol-emoticon.html
SMP N 2 KABAT

MASALAH PADA PERAWATAN KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA pada LANSIA


 PERAWATAN KULIT DAN MEMBRANE MUKOSA

1.      Masalah umum kulit pada lanjut usia
Perubahan sistem kulit & jaringan ikat.
§  Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
§  Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
§  Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
§  Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang memproduksi pigmen.
§  Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
§  Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
§  Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
§  Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
§  Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
§  Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
§  Kerusakan kulit yang berhubungan dengan penuaan dini karena sinar matahari
Penuaan dini karena sinar matahari / dermatoheiosis adalah suatu kondisi pada kulit akibat dari sinar UV yang merusak. Perubahan dini adalah hasil peradangan  kronis yang disebut elastosis. Perubahan tahap akhir  penurunan respon perlindungan kulit terhadap sinar matahari karena distribusi melanin berkurang dan menjadi tidak beraturan. Oleh karena itu, lansia beresiko tinggi untuk mengalami kerusakan kulit akibat terpajan sinar matahari yang berlebihan.
§  Kerusakan kulit yang berhubungan dengan tekanan
Lansia beresiko tinggi mengalami dekubitus karena adanya perubahan nutrisi, perubahan  sensasi, untuk perlindungan terhadap tekanan, adanya penyakit kronis, defisit perewatan diri, dukungan di rumah tidak adekuat, inkontinensia, defisit mobilitas, dan perubahan tngkat kesadaran.
§  Penurunan kekuatan imun
Perubahan kompetensi imun mencerminkan perubahan dalam imunitas sel, seperti penurunaan fungsi dan jumlah sel T dan B. Kecenderungan lansia untuk menderita kanker kulit juga merupakan akibat suatu gangguan fungsi imun. Peningkatan kerentanan terhadap virus perkutan dan infeksi jamur adalah konsekuensi lain dari penurunan fungsi imun lansia.

PERAWATAN KULIT PADA LANJUT USIA
1.      Pencegahan primer
a.       Bahaya interpersonal
Salah satu resiko yang cepat terjadi pada kult walaupun tidak selalu terlihat jelas adalah kekeringan. Seiring dengan peningkatan kekeringan, lansia merasakan gatal (pruritus) yang lebih terlokalsasi atau pada seluruh tubuh. Pruritus dapat menjadi masalah dan mendorong ke arah ulserasi kulit akibat garukan, ulserasi tersebut akan lambat untuk sembuh dan menunjukkan adanya bahaya infeksi. Lansia harus didorong untuk memelihara kuku tetap bersih, kulit harus dibersihkan pada saat kotor atau pada interval yang rutin. Agen topikal yang bertindak sebagai barier untuk kelembaban atau yang mengandung silikom dan mukopolisakarida untuk mengurangui gesekan.
Klien harus didukung seaktif mungkin denga memasukkan periode istirahat untuk menghindari kelelahan berlebihan.
b.      Bahaya lingkungan
Kelembaban yang rendah merupakan faktor predisposisi bagi lansia untuk mengalami pruritus yang disebabkan oleh kulit yang kering. Rumah klien dapat dilembabkan dengan memasang alat pelembab udara atau sejenisnya. Efek dari kelembaban udara yang rendah juga dapat ditangani dengan memprtahankan asupan cairan yang memadai, mengurangi frekuensi mandi, dan menggunakan lotion dalam mencegah kehilagan cairan.
Bahaya lain yang seringkali tdak erdeteksi adalah perubahan lingkungan, seperti tata letak barang, yang dapat memberi resiko trauma pada lansia. Oleh karena itu lansia perlu diarahkan/ diajarkan mengenai barang barang yang ada di sekitarnya, dan tidak dianjurkan untuk melakukan perubahan tata letak, karena lansia harus mempelajari kembali  letak letak barang yang ada di sekitarnya.
2.      Pencegahan sekunder
·         Pengkajian
ü  Informasi penting dari riwayat kesehatan termasuk riwayat trauma, riwayat alergi kulit, masalah apapun yang berhubungan dengan penyembuhan dan setiap keluhan pada kulit seperti luka, ruam, dan ulkus
ü  Warna, kelembaban, dan turgor kulit diinspeksi.
ü  Jika terdapat luka, ukur luas dan kedalaman, serta perhatikan warna dan bau.
ü  Kaji temperatur kulit
ü  Tekstur kulit dikaji dengan palpasi
·         Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan ditujukan ke arah pemeliharaan dan perbaikan integritas kulit yang normal.


·         Dokumentasi
Bila terdapat luka,dokumentasikan karakteristik luka. Dokumentasikan semua proses keperawatan yang dilakukan
3.      Pencegahan tersier
Perawatan perlu diarahkan pada penatalaksanaan gejala daripada pengobatan atau penyembuhan.

Perawatan Kosmetika Yang Dapat Dianjurkan
Selain penatalaksanaan yang telah disebutkan diatas, mulai dari penatalaksanaan primer hingga tersier, kulit lansia pun memerlukan perawatan kosmetika. Berdasarkan sumber dari Cermin Dunia Kedokteran No. 41, 1986,,menyatakan bahwa perawatan kulit dengan kosmetika pada usia lanjut ditujukan terutama untuk mengatasi kekeringan. Perawatan  kuratif secara medis lebih banyak diperlukan untuk mengatasi rasa gatal, gangguan sirkulasi yang menurun, mengurangi keriput dan kelainan-kelainan kulit lainnya. Mengatasi kekeringan kulit pada usia lanjut sama seperti perawatan kulit kering pada umumnya yaitu dengan menggunakan emolien, memakai pelembab, dan  menghindari faktor-faktor yang menambah kekeringan kulit seperti pakai bahan pembersih yang mengandung alkohol, sabun dan detergen lainnya. Hal ini pun sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Prof. DR. Dr. Maya Devita Lokanata Sp. KK. Adapun perawatan kosmetikauntuk kulit usia lanjut yakni:
·         Pembersih : Untuk membersihkan wajah, pada golongan usia ini tidak dianjurkan menggunakan sabun, melainkan menggunakan krem pembersih dan penyegar yang tidak mengandung alkohol.
·         Pelembab : Pemakaian pelembab yang mengandung lemak sangat dianjurkan baik pada pagi hari maupun pada malam hari.
·         Untuk mengatasi keadaan kulit yang kering, kasar dan bersisik, dapat digunakan krem yang mengandung asam vitamin A. Bahan ini berfungsi memperbaiki aliran darah dan menghilangkan lapisan tanduk dan kulit ari yang terlalu tebal sehingga kulit menjadi halus dan lembut.


PERAWATAN MEMBRAN MUKOSA PADA LANSIA
Membran  mukosa (selaput lendir) adalah jaringan lunak basah yang melapisi bukaan tubuh, khususnya mulut, hidung, rektum dan vagina.
1.      Perawatan Mukosa Oral pada Lansia
·         Hygiene Mulut 
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari.
·         Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak.
·         Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
·         Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan karies gigi.
·         Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss  gigi, satu per satu.
·         Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
1.      Perawatan Mukosa Vagina pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada vagina lansia wanita,  meliputi:
·         Labia mengalami atrofi dan lebih datar pada wanita lansia
·         Atrofi vulva terjadi akibat penurunan vaskularisasi, elastisitas, jaringan adiposa, dan kadar estrogen. Karena lebih rentan, vulva menjadi mudah terirtasi.
·         Lingkungan vagina menjadi lebih kering dan lebih basa, mengakibatkan perubahan jenis flora yang ada.
Perubahan tersebut berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggama dan peningkatan resiko terjadinya infeksi (vaginitis). Perawatan vagina pada lansia dapat mencegah terjadinya Infeksi saluran kemih pada lansia, nyeri saat bersenggama, dan gatal-gatal.
Perawat dalam hal ini dapat menerangkan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, terutama organ kewanitaannya. Sebelumnya perawat dapat melakukan pengkajian dasar, seperti Pemeriksaan alat kelamin. Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet, keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan dan radang.
ü  Untuk mengetahui ada/tidaknya infeksi pada vagina, sebelumnya lakukan pemeriksaan vagina, sekresi, warna, kelembaban, dan permukaan vagina. Atropi vagina akan tampak warna pucat, mukosa kering, tampak pipih/datar dan jaringan mudah rapuh.
ü  Pada lansia yang memasuki massa menopause, mengalami kekeringan pada vagina yang  mengakibatkan dyspareunia. Penanganan yang dianjurkan adalah HRT (terapi penggantian hormon), terutama yang bersifat terapi local.
Topical estrogen Recombinations for vaginal dryness/atrophy
Vaginal Creams
17-beta estradiol
2-4 g/day × 4 week
1 g/day × 1-3 week
1 g 1-2 ×/week
Conjugated equine estrogens
0,5-2 g/day × 3 week
0,5 g 1-2 ×/week
Vaginal Rings
17- beta estradiol
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3×sehari
Lepaskan ring yang lama sebelum memasukan ring baru
Berikan 7,5 mcg/day selama 90 hari
Estradiol acetate*
1 ring dimasukan ke dalam vagina 3 × sehari
Lepaskan ring yang lama sebelum memasukan ring baru
2 dosis tersedia: berikan 5 atau 10 mcg/day selama 90 hari
Vaginal tablets
Estradiol henihydrate
25 mcg: 1 tablet vaginal pada malam hari selama 2 week, kemudian 2xseminggu
ü  Untuk perawatan non farmakoterapi, pada kekeringan di vagina, yaitu dengan tetap melakukan aktivitas seksual
ü  Dapat menggunakan vaginal lubricant (eg, Astroglide, K-Y Jelly, Lubrin, Moist Again) dapat mengurangi ketidaknyamanan saat hubungan seksual menjadi sulit.
ü  Pemeriksaan sekresi vagina untuk mengetahui adanya infeksi dan yang menyebabkan infeksi pada vagina. Atropik vaginitis terjadi ketika atropi vagina di sertai dengan tanda-tanda inflamasi. Atropik vaginitis berespon dengan baik pada terapi estrogen.
ü  Pada lansia juga lebih beresiko terjadinya ISK, karena penurunan kadar estrogen menyebabkan penurunan tonus, control, dan  massa otot di kandung kemih. Sebelumnya perwat dapat menanyakan apakah penah mengalamai ISK sebelumnya




ELDERLY HEALTH CARE

Perubahan status mental
    Kelemahan kognitif dan perubahan status mental pada lansia lebih sering di sebabkan oleh konfusi/kebingunggan (akut atau sub akut), demensia, atau depresi. Perubahan ini melibatkan berbagai tingkat gangguan secara bersamaan dalam kesadaran, perhatian, persepsi, ingatan, orientasi, berpikir, psikomotor/aktivitas mental, dan siklus tidur-terjaga
Konfusi/kebingunggan adalah adalah umum yang mungkin memiliki dasar(basis) organic, emosional, atau indera dengan gejala yang ringan dan berbahaya. Tingkat kesadaran (LOC) dapat berfluktuasi sehingga hanya sedikit tanda-tanda kebingungan bisa tak terdeteksi selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Delirium, sebuah tingkat konfusioanal akut, berdurasi singkat, terjadi antara beberapa jam sampai beberapa hari. Sindrom Sundown dapat dicirikan oleh perilaku hiperaktif seperti berteriak atau mengembara, yang diperburuk saat mendekati malam hari. Tingkat konfusi akut disebabkan oleh masalah organic mungkin karena gangguan metabolic (hiperglikemia atau ketidakseimbangan elektrolit) atau masalah structural seperti oklusi vascular. Penyebab lain konfusi dan delirium adalah trauma kepala, infeksi sitemik, kecanduan alcohol, dan keracunan obat. Depresi mungkin di picu oleh pengobatan tetapi lebih umum menyertai perasaan kehilangan kemandirian, anggota keluarga, dan teman, atau kemampuan fungsional dari pasien. Gejalanya berkembang secara bertahap, tetapi onset sering dapat ditelusuri terhadap peristiwa atau periode tertentu. Tanda-tanda depresi mungkin muncul secara tipical(biasanya) pada lansia, dengan insiden kelemahan kognitif atau keluhan somatic. Demensia adalah kondisi primer, degeneratif progresif. Gejala termasuk gangguan pikiran dan pola bicara, sering disertai onset berbahaya dan stabil. Gejala-gejala ini mungkin tumpang tindih. Contohnya, delirium mungkin tumpang demensia yang sudah ada sebelumnya. Dalam kasus lain, pasien dalam tahap awal demensia mungkin menjadi depresi ketika mereka menyadari kemunduran mental meraka.
Perawat harus membedakan gejala-gejala ini, seringnya menjadi tugas yang sulit karena syndrome ini, meskipun nyata, memiliki sesuatu yang diunggulkan (table 27-4 dan box hal. 721 sebagai perbandingan). Kondisi ini mungkin muncul sekaligus, selanjutnya menjadikan diagnostic yang lebih rumit.
Banyak pasien dirawat di rumah sakit karena penyakit akut yang memperlihatkan tanda-tanda delirium. Pengetahuan tentang perubahan status mental pada pasien geriatri demikian penting bagi perawat neuroscience karena pasien neurologis yang lebih tua mungkin berisiko tinggi untuk gejala gangguan mental dan kognitif.

Sindrom konfusi
Apasia: pemahaman yang buruk (sulit memahami), kesulitan berbicara
Delirium: akut; status mental berfluktuasi, perilaku yang kurang aktif atau hiperaktif
Demensia: non akut; kemunduran yang progresif terhadap kemampuan kognitif
Depresi: penurunan mood, kehilangan motivasi, keluhan somatic
Kemunculan kegembiraan: perilaku seperti merintih, gelisah, dan meronta-ronta setelah pemberian anastesi
Sundowning: agitasi, kehawatiran ketika ‘ matahari terbenam’

       Karena pasien lansia mengalami peningkatan sensitivitas terhadap efek antikolinergik, pengobatan tertentu dapat memicu delirium. Alkohol dan depresan SSP lainnya memperburuk efek negatif  bila digunakan bersama dengan analgesik, antipsikotik, obat kardiovaskular, sedatif-hipnotik, dan terpusat bertindak antihipertensi. Obat-obatan yang umumnya diaplikasikan untuk lansia yang mungkin menyebabkan delirium termasuk:
·         Antikolinergik (atropine, benztropine)
·         Agen Antiparkinson (amantadine, levodopa)
·         Benzodiazepine (diazepam[valium] atau bersamaan dengan cimetidin [tagamet])
·         Depresan SSP (meperidin [demerol], codein)
·         Antidepresan trisiklik (amitripilin, doxepin)

Pengkajian Spesifik/tertentu
       Meskipun penurunan kognitif sering diamati pada lansia, penurunan status mental adalah tidak diharapkan berkaitan dengan perubahan usia. Oleh karena itu tanda-tanda gangguan kognitif dan mental harus benar-benar dikaji karena mungkin menjadi sekunder untuk gangguan yang mengancam jiwa. Penyebab utama kemungkinan kemunduran mental termasuk penyakit hati, ginjal dan tiroid, hipoksia, diabetes, infeksi virus, AIDS, penyakit huntington, parkinson, aterosklerosis, CVA, iskemia serebral trancient, tumor, dan infeksi SSP.
        Kognitif dan status mental harus dinilai secara rutin, sistematis, dan komprehensif. Untuk mencapai tujuan ini, pilihan alat penilaian tidak begitu penting melainkan alat yang sama digunakan secara sistematis.
Intervensi Keperawatan
           Perubahan status mental yang parah mungkin memerlukan rujukan neuropsikologi dan psikiatris untuk menentukan etiologi dari perubahan status mental. Intervensi keperawatan dan medis termasuk tinjauan pengobatan dan manajemen, pengobatan akut, penyebab berkontribusi terhadap penurunan, (misalnya, pengobatan gangguan elektrolit yang menyebabkan delirium), dan terapi suportif untuk pengelolaan delirium, demensia, atau depresi. Terapi suportif untuk pasien delirium  termasuk adalah orientasi dan komunikasi, modifikasi lingkungan seperti penggunaan kalender yang tepat, lampu malam, dan jam, mobilisasi dan pelestarian/menjaga status fungsional, dan dukungan keluarga dan pasien dan kontak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program latihan yang diselenggarakan mungkin bermanfaat bagi pasien geriatri dengan masalah perilaku yang berhubungan dengan demensia. Olahraga dapat mengimbangi dan mengganti perilaku berulang, seperti menarik-narik pakaian atau mengembara(seperti gelandangan), dan mungkin menjadi alternatif untuk mengendalikan zat kimia dan fisik.
       Pasien lansia menderita depresi dapat merespon positif terhadap perawatan yang tepat, termasuk psikoterapi, intervensi farmakologis, dan pengobatan electroconvulsive (ECT)
Perubahan thermoregulatory/pengaturan suhu
           Pada orang dewasa yang lebih tua, faktor yang parah dapat berkontribusi terhadap perubahan dalam sistem thermoregulator, termasuk perubahan usia di  hypothalamus yang menyebabkan thermogenesis tergangguan, gangguan sensitivitas terhadap perubahan suhu, dan vasokonstriktor otonom yang abnormal dalam berespon terhadap dingin sehingga kemampuan menggigil terganggu. ketika themperature tubuh turun di bawah 35 C, hipotermia hadir. ketika themperature tubuh secara abnormal meningkat, hypertermia, yang kadang-kadang disebut haetstroke atau hiperpireksia, terjadi. baik hipotermia dan hipertermia, untuk sebagian besar, penyakit orang tua. keduanya dapat memiliki konsekuensi serius dan dapat menyebabkan cacat berat atau kematian.
          Beberapa obat umum dikenal  dapat memicu atau memperburuk penyakit yang berhubungan dengan panas, termasuk alkohol (ETOH), antidepresan trisiklik (TCA), inhibitor monoamine axidase (MAOIs), relaksan otot rangka, fenotiazin, antipsikotik, salisilat, hormon tiroid, dan antihistamin. Perawat Neuroscience seharusnya juga menyadari penyakit cronic yang dapat mempengaruhi pasien sehingga terjadi hipotermia. Stroke, hipotiroid, arthritis, kekurangan gizi, penyakit parkinson, dan trauma kepala dapat berkontribusi untuk hipotermia dengan meningkatkan kehilangan panas, penurunan produksi panas, atau mengganggu termoregulasi pada SSP

Presentasi klinis hipotermia
Tanda awal (32-35 C)
Kelelahan
Kelemahan
Gaya berjalan lambat
Apatis
Ucapan tidak jelas
Kebingungan
Gemetaran
Kulit dingin
Sensasi dingin

Tanda berikutnya (selanjutnya) 28-30 C
Kulit dingin
Hypopnea
Sianosis
Bradikardi
Disritmia atrial dan ventricular
Hipotensi
Semicoma dan koma
Kekakuan otot
Adema
Perlambatan reflex
Reaksi pupil lambat
Poliuria atau oligouria
Tanda akhir (< 28 C)
Kulit sangat dingin
Kekakuan
Apnea
Nadi menghilang- fibrilasi vebtrikular
Tidak ada reflex
Tidak berespon
Pupil tetap

Table 27-4 gambaran klinis konfusi, demensia dan depresi
Gambaran
Konfusi
Demensia
Depresi
Onset
Akut/subakut- bergantung penyebab
Kronik: umumnya berbahaya- bergantung penyebab
Bersamaan dengan perubahan hidup; sering tiba-tiba
Lama
Singkat, gejala fluktuasi diurnal; memburuk saat malam hari, atau dalam kegelapan dan saat bangun
Efek berlangsung lama- non diurnal; gejala progresif namun relatif stabil dari waktu ke waktu
Efek diurnal, biasanya memburuk pada pagi hari; fluktuasi situasional
Durasi
jam - kurang dari 1 bulan
Bulan sampai bertahun-tahun
Sedikitnya 2 minggu; dapat beberapa bulan - tahun
Kewaspadaan
berfluktuasi
Umunya normal
Normal
Orientasi
Berfluktuasi dalam keparahan; umunya terganggu
mungkin terganggu
selektif disorientasi
Ingatan
Saat ini dan gangguan yang segera
Saat ini dan gangguan terpisah
Selektif atau gangguan yang terkadang muncul
Pikiran
Tidak teratur, distorsi, terpecah; lambat atau di percepat
Kesulitan dengan sesuatu yang abstrak
Utuh
Persepsi
Distorsi; ilusi, delusi, dan halusinasi
Mispersepsi seringkali muncul
Utuh: delusi dann halusinasi seringkali muncul
psikomotor/aktivitas mental
Bervariasi; hipokinetis, hiperkinetis atau campuran
Normal
Normal atau hipokinetik minimal
Siklus tidur-terjaga
Terganggu; siklus berbalik arah
terpecah
Terganggu; sering terjaga lebih awal
Temuan EEG (elektroencepalograpi)
Berhubungan dengan tingkat stimulasi
Normal atau lambat
Normal
MMSE (Mini-Mental State Examination )
Skor rata-rata 12
Skor rata-rata 7
Skor rata-rata 19
Gambaran terkait
Perubahan variable emosional; gejala hyperarousal otonom
Pengaruh cenderung dangkal, tidk sesuai dan labil; deficit intelektual
Pengaruh depresi; dosporik mood; keluhan yang detail dan dilebih-lebihkan



Powered By Blogger

CursorLove