Subscribe:

Nursing Science

^^Miracle Is Another Name For Hard Work^^ WELCOME,,MY FRIEND

Labels

Senin, 26 November 2012


ELDERLY HEALTH CARE

Perubahan status mental
    Kelemahan kognitif dan perubahan status mental pada lansia lebih sering di sebabkan oleh konfusi/kebingunggan (akut atau sub akut), demensia, atau depresi. Perubahan ini melibatkan berbagai tingkat gangguan secara bersamaan dalam kesadaran, perhatian, persepsi, ingatan, orientasi, berpikir, psikomotor/aktivitas mental, dan siklus tidur-terjaga
Konfusi/kebingunggan adalah adalah umum yang mungkin memiliki dasar(basis) organic, emosional, atau indera dengan gejala yang ringan dan berbahaya. Tingkat kesadaran (LOC) dapat berfluktuasi sehingga hanya sedikit tanda-tanda kebingungan bisa tak terdeteksi selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Delirium, sebuah tingkat konfusioanal akut, berdurasi singkat, terjadi antara beberapa jam sampai beberapa hari. Sindrom Sundown dapat dicirikan oleh perilaku hiperaktif seperti berteriak atau mengembara, yang diperburuk saat mendekati malam hari. Tingkat konfusi akut disebabkan oleh masalah organic mungkin karena gangguan metabolic (hiperglikemia atau ketidakseimbangan elektrolit) atau masalah structural seperti oklusi vascular. Penyebab lain konfusi dan delirium adalah trauma kepala, infeksi sitemik, kecanduan alcohol, dan keracunan obat. Depresi mungkin di picu oleh pengobatan tetapi lebih umum menyertai perasaan kehilangan kemandirian, anggota keluarga, dan teman, atau kemampuan fungsional dari pasien. Gejalanya berkembang secara bertahap, tetapi onset sering dapat ditelusuri terhadap peristiwa atau periode tertentu. Tanda-tanda depresi mungkin muncul secara tipical(biasanya) pada lansia, dengan insiden kelemahan kognitif atau keluhan somatic. Demensia adalah kondisi primer, degeneratif progresif. Gejala termasuk gangguan pikiran dan pola bicara, sering disertai onset berbahaya dan stabil. Gejala-gejala ini mungkin tumpang tindih. Contohnya, delirium mungkin tumpang demensia yang sudah ada sebelumnya. Dalam kasus lain, pasien dalam tahap awal demensia mungkin menjadi depresi ketika mereka menyadari kemunduran mental meraka.
Perawat harus membedakan gejala-gejala ini, seringnya menjadi tugas yang sulit karena syndrome ini, meskipun nyata, memiliki sesuatu yang diunggulkan (table 27-4 dan box hal. 721 sebagai perbandingan). Kondisi ini mungkin muncul sekaligus, selanjutnya menjadikan diagnostic yang lebih rumit.
Banyak pasien dirawat di rumah sakit karena penyakit akut yang memperlihatkan tanda-tanda delirium. Pengetahuan tentang perubahan status mental pada pasien geriatri demikian penting bagi perawat neuroscience karena pasien neurologis yang lebih tua mungkin berisiko tinggi untuk gejala gangguan mental dan kognitif.

Sindrom konfusi
Apasia: pemahaman yang buruk (sulit memahami), kesulitan berbicara
Delirium: akut; status mental berfluktuasi, perilaku yang kurang aktif atau hiperaktif
Demensia: non akut; kemunduran yang progresif terhadap kemampuan kognitif
Depresi: penurunan mood, kehilangan motivasi, keluhan somatic
Kemunculan kegembiraan: perilaku seperti merintih, gelisah, dan meronta-ronta setelah pemberian anastesi
Sundowning: agitasi, kehawatiran ketika ‘ matahari terbenam’

       Karena pasien lansia mengalami peningkatan sensitivitas terhadap efek antikolinergik, pengobatan tertentu dapat memicu delirium. Alkohol dan depresan SSP lainnya memperburuk efek negatif  bila digunakan bersama dengan analgesik, antipsikotik, obat kardiovaskular, sedatif-hipnotik, dan terpusat bertindak antihipertensi. Obat-obatan yang umumnya diaplikasikan untuk lansia yang mungkin menyebabkan delirium termasuk:
·         Antikolinergik (atropine, benztropine)
·         Agen Antiparkinson (amantadine, levodopa)
·         Benzodiazepine (diazepam[valium] atau bersamaan dengan cimetidin [tagamet])
·         Depresan SSP (meperidin [demerol], codein)
·         Antidepresan trisiklik (amitripilin, doxepin)

Pengkajian Spesifik/tertentu
       Meskipun penurunan kognitif sering diamati pada lansia, penurunan status mental adalah tidak diharapkan berkaitan dengan perubahan usia. Oleh karena itu tanda-tanda gangguan kognitif dan mental harus benar-benar dikaji karena mungkin menjadi sekunder untuk gangguan yang mengancam jiwa. Penyebab utama kemungkinan kemunduran mental termasuk penyakit hati, ginjal dan tiroid, hipoksia, diabetes, infeksi virus, AIDS, penyakit huntington, parkinson, aterosklerosis, CVA, iskemia serebral trancient, tumor, dan infeksi SSP.
        Kognitif dan status mental harus dinilai secara rutin, sistematis, dan komprehensif. Untuk mencapai tujuan ini, pilihan alat penilaian tidak begitu penting melainkan alat yang sama digunakan secara sistematis.
Intervensi Keperawatan
           Perubahan status mental yang parah mungkin memerlukan rujukan neuropsikologi dan psikiatris untuk menentukan etiologi dari perubahan status mental. Intervensi keperawatan dan medis termasuk tinjauan pengobatan dan manajemen, pengobatan akut, penyebab berkontribusi terhadap penurunan, (misalnya, pengobatan gangguan elektrolit yang menyebabkan delirium), dan terapi suportif untuk pengelolaan delirium, demensia, atau depresi. Terapi suportif untuk pasien delirium  termasuk adalah orientasi dan komunikasi, modifikasi lingkungan seperti penggunaan kalender yang tepat, lampu malam, dan jam, mobilisasi dan pelestarian/menjaga status fungsional, dan dukungan keluarga dan pasien dan kontak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program latihan yang diselenggarakan mungkin bermanfaat bagi pasien geriatri dengan masalah perilaku yang berhubungan dengan demensia. Olahraga dapat mengimbangi dan mengganti perilaku berulang, seperti menarik-narik pakaian atau mengembara(seperti gelandangan), dan mungkin menjadi alternatif untuk mengendalikan zat kimia dan fisik.
       Pasien lansia menderita depresi dapat merespon positif terhadap perawatan yang tepat, termasuk psikoterapi, intervensi farmakologis, dan pengobatan electroconvulsive (ECT)
Perubahan thermoregulatory/pengaturan suhu
           Pada orang dewasa yang lebih tua, faktor yang parah dapat berkontribusi terhadap perubahan dalam sistem thermoregulator, termasuk perubahan usia di  hypothalamus yang menyebabkan thermogenesis tergangguan, gangguan sensitivitas terhadap perubahan suhu, dan vasokonstriktor otonom yang abnormal dalam berespon terhadap dingin sehingga kemampuan menggigil terganggu. ketika themperature tubuh turun di bawah 35 C, hipotermia hadir. ketika themperature tubuh secara abnormal meningkat, hypertermia, yang kadang-kadang disebut haetstroke atau hiperpireksia, terjadi. baik hipotermia dan hipertermia, untuk sebagian besar, penyakit orang tua. keduanya dapat memiliki konsekuensi serius dan dapat menyebabkan cacat berat atau kematian.
          Beberapa obat umum dikenal  dapat memicu atau memperburuk penyakit yang berhubungan dengan panas, termasuk alkohol (ETOH), antidepresan trisiklik (TCA), inhibitor monoamine axidase (MAOIs), relaksan otot rangka, fenotiazin, antipsikotik, salisilat, hormon tiroid, dan antihistamin. Perawat Neuroscience seharusnya juga menyadari penyakit cronic yang dapat mempengaruhi pasien sehingga terjadi hipotermia. Stroke, hipotiroid, arthritis, kekurangan gizi, penyakit parkinson, dan trauma kepala dapat berkontribusi untuk hipotermia dengan meningkatkan kehilangan panas, penurunan produksi panas, atau mengganggu termoregulasi pada SSP

Presentasi klinis hipotermia
Tanda awal (32-35 C)
Kelelahan
Kelemahan
Gaya berjalan lambat
Apatis
Ucapan tidak jelas
Kebingungan
Gemetaran
Kulit dingin
Sensasi dingin

Tanda berikutnya (selanjutnya) 28-30 C
Kulit dingin
Hypopnea
Sianosis
Bradikardi
Disritmia atrial dan ventricular
Hipotensi
Semicoma dan koma
Kekakuan otot
Adema
Perlambatan reflex
Reaksi pupil lambat
Poliuria atau oligouria
Tanda akhir (< 28 C)
Kulit sangat dingin
Kekakuan
Apnea
Nadi menghilang- fibrilasi vebtrikular
Tidak ada reflex
Tidak berespon
Pupil tetap

Table 27-4 gambaran klinis konfusi, demensia dan depresi
Gambaran
Konfusi
Demensia
Depresi
Onset
Akut/subakut- bergantung penyebab
Kronik: umumnya berbahaya- bergantung penyebab
Bersamaan dengan perubahan hidup; sering tiba-tiba
Lama
Singkat, gejala fluktuasi diurnal; memburuk saat malam hari, atau dalam kegelapan dan saat bangun
Efek berlangsung lama- non diurnal; gejala progresif namun relatif stabil dari waktu ke waktu
Efek diurnal, biasanya memburuk pada pagi hari; fluktuasi situasional
Durasi
jam - kurang dari 1 bulan
Bulan sampai bertahun-tahun
Sedikitnya 2 minggu; dapat beberapa bulan - tahun
Kewaspadaan
berfluktuasi
Umunya normal
Normal
Orientasi
Berfluktuasi dalam keparahan; umunya terganggu
mungkin terganggu
selektif disorientasi
Ingatan
Saat ini dan gangguan yang segera
Saat ini dan gangguan terpisah
Selektif atau gangguan yang terkadang muncul
Pikiran
Tidak teratur, distorsi, terpecah; lambat atau di percepat
Kesulitan dengan sesuatu yang abstrak
Utuh
Persepsi
Distorsi; ilusi, delusi, dan halusinasi
Mispersepsi seringkali muncul
Utuh: delusi dann halusinasi seringkali muncul
psikomotor/aktivitas mental
Bervariasi; hipokinetis, hiperkinetis atau campuran
Normal
Normal atau hipokinetik minimal
Siklus tidur-terjaga
Terganggu; siklus berbalik arah
terpecah
Terganggu; sering terjaga lebih awal
Temuan EEG (elektroencepalograpi)
Berhubungan dengan tingkat stimulasi
Normal atau lambat
Normal
MMSE (Mini-Mental State Examination )
Skor rata-rata 12
Skor rata-rata 7
Skor rata-rata 19
Gambaran terkait
Perubahan variable emosional; gejala hyperarousal otonom
Pengaruh cenderung dangkal, tidk sesuai dan labil; deficit intelektual
Pengaruh depresi; dosporik mood; keluhan yang detail dan dilebih-lebihkan



0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

CursorLove